Pembagian ruang yang tepat, sederhana, bentuk dasar, warna primer, tipografi asimetris. Konsep metafisik secara radikal mengubah bidang/lembar cetakan. (Kebanyakan) mempengaruhi Bauhaus, International Style, dan “Swiss Graphic”. Mondrian, Van Does. De Stijl merupakan gaya dari Belanda (de Stijl bisa diartikan The Style dalam Bahasa Inggris, alias gaya dalam Bahasa Indonesia) tidak sempat masuk ke Indonesia. Itu karena Belanda menjajah Indonesia, namun tampaknya gaya ini kurang begitu populer untuk bisa berkembang ke luar, bisa pula karena Belanda sedikit terkucil karena menolak terlibat Perang Dunia I. Kesimpulannya, jarang orang bisa tahu de Stijl.Jadilah rasa kagum bertambah lagi saat gaya de Stijl bisa dibahas dalam sebuah brosur promosi perguruan tinggi yang mahal dan bergensi di Jakarta. Di situ tertulis kalau mahasiswanya tidak cuma merancang baju tapi membuat karya berkonsep dan dekat dengan karya seni murni.
Apa itu De Stijl?
Bukan kerupuk ikan. Bukan juga merk sambal. De Stijl adalah sebuah fenomena seni yang dimotori Theo van Doesburg dan Piet Mondrian ga berapa lama setelah perang dunia I. Intinya bagaimana sebuah karya seni lukis tidak lagi meniru bentuk-bentuk yang sudah ada di alam. Tapi melompat jauh dengan menyederhanakannya menjadi konsep ruang saja. Jadi jangan heran kalau lukisan dengan gaya seperti ini kebanyakan berbentuk tumpukan kubus dan persegi panjang. Tapi jangan takut, ada juga beberapa yang memakai lingkaran atau pengaturannya rada miring seperti karya Vilmos Huszár.Hal yang menarik dari pelukis de Stijl adalah kemampuan mereka untuk memanipulasi penglihatan anda jauh sebelum optical art ditemukan pada tahun 1960an. Hal seperti ini bahkan baru bisa dibahas berapa tahun lalu oleh penulis buku grafis Tatsu Maki.Atau untuk anda yang sedikit lebih sensitif, perhatikan kotak-kotak di lukisan ini lebih lama. Bisakah anda membayangkan susunan rumah dengan berbagai tingkatan dan tangga-tangganya. Ingat, lukisan itu hanya terdiri dari kotak-kotak dua dimensi.Tapi cara desainer dan calon desainer benar-benar membuat hati berdecak “kagum”. Mereka bahkan hanya meniru susunan kotaknya untuk dijadikan motif! Tidak ada sama sekali hal yang istimewa dengan bentuk bajunya, jangankan untuk mengolah konsep lukisannya menjadi hal yang baru. Untuk lebih meyakinkan bahwa itu gaya de Stijl, dikutip salah satu kalimat Piet Mondriaan yang kalau diterjemahkan bunyinya kira-kira “Anda bisa ikutan jadi de Stijl tanpa perlu menjadi kotak”. De Stijl atau dalam Bahasa Inggris the style adalah gerakan seni di sekitar tahun 1920an. Konsep ini berkembang seiring terjadinya perang dunia pertama yang berlarut-larut. Komunitas seni de Stijl kemudian berusaha memenuhi keinginan masyarakat dunia mengenai sistem keharmonisan baru di dalam seni. Konsep ini diwujudkan dalam pemikiran utopia. Mereka mewujudkan abstraksi dan keuniversalan dengan mengurangi campur tanganbentuk dan kekayaan warna semaksimal mungkin. Komposisi visual disederhanakan menjadi hanya bidang dan garis dalam arah horisontal dan vertikal, dengan menggunakan warna-warna primer seperti merah, biru, dan kuning di samping bantuan warna hitam dan putih. Dalam kebanyakan karya seni, garis vertikal dan horisontal tidak secara langsung bersilangan, tetapi saling melewati satu sama lain. Hal ini bisa dilihat dari lukisan Mondrian, Rietveld Schröder House, dan Red and blue chair.
Pengaruh dan perkembangan
Konsep de Stijl banyak dipengaruhi filosofi matematikawan M. H. J. Schoenmaekers. Piet Mondrian, kemudian mempublikasikan manifes seni mereka Neo-Plasticism pada tahun 1920, meskipun istilah ini sebenarnya sudah digunakan olehnya pada 1917 di Belanda dengan frase Nieuwe Beelding. Pelukis Theo van Doesburg kemudian mempublikasikan artikel De Stijl dari 1917 hingga 1928, menyebarkan teori-teori kelompok ini. Perupa de Stijl antara lain pematung George Vantongerloo, dan arsitek J.J.P. Oud dan Gerrit Rietveld.Pada dasarnya aliran de Stijl hanya bergerak dalam dunia lukis. Sebab bagaimanapun konsep de Stijl adalah abstraksi secara ideal komposisi warna dalam bentuk dua dimensi, walaupun kemudian juga menghasilkan kesan ruang. Pemanfaatannya sangat banyak di dalam interior dan arsitekrur. namun seperti yang ditulis oleh Piet Mondrian bahwa de Stijl tetaplah sebuah konsep ideal dalam dua dimensi. Meskipun Theo van Doesburg berusaha keras memperjuangkan pengaplikasiannya dalam dunia arsitektur, de Stijl tetaplah hanya menjadi bahan pertimbangan dalam pengolahan bidang-bidang warna, bukan arsitekturnya sendiri. de Stijl meredup seiring perpecahan di antara Theo van Doesburg yang aplikatif dan Piet Mondrian yang teoritis. Hingga akhirnya majalah de Stijl terakhir kali terbit untuk mengenang kematian Theo van Doesburg.
Seniman yang terlibat dalam gerakan de Stijl :
Piet Mondrian (1872 – 1944) Theo van Doesburg (1883 – 1931) Ilya Bolotowsky (1907 – 1981) Marlow Moss (1890 – 1958) Amédée Ozenfant (1886 – 1966) Max Bill (1908 – 1994) Jean Gorin (1899 – 1981) Burgoyne Diller (1906 – 1965) Georges Vantongerloo (1886 – 1965) Gerrit Rietveld(1888 – 1964) Bart van der Leck (1876 – 1958)
Perkembangan Arsitektur Modern di Belanda
Kelompok Amsterdam School lebih menitikberatkan pada ‘orisinalitas dan alamiah’ . Alirannya Romantism dan dijuluki ‘Dutch Expressionist Architecture’ yang berciri ketidakpuasan terhadap hasil desain industri. Bangunan karya merekan berdasarkan pengolahan massa yang kompak dan plastis , bahan dasar dari alam, ornamentasi berdasarkan garis-garis lengkung. Mereka menganggap interior desain sebagai unsur yang tidak terpisahkan dalam bangunan bahkan hubungan antara interior dan eksterior sangat erat sekali sebagai pencerminan suatu bangunan . Karyanya sering disebut sebagai “ Idividual Art “. Tokoh-tokohnya antara lain Michael De Klerk , Job & Trey .Kelompok De Stijl sangat bertolak belakang dengan Amsterdam School karena lebih menitikberatkan pada fungsi dan estetika kelompok , kelompok ini lebih menyukai hasil industri yang terstandartisasi , dengan bentuk-bentuk dan komposisi geometri .Menurut kelompok ini , penentuan ukuran serta bentuk ruang, hubungan antar ruang, dan sistem sirkulasi merupakan faktor penentu dalam merencanakan sebuah bangunan , apabila bangunan tersebut gagal dalam memenuhi tuntutan itu maka bangunan itu tidak dapat dikatakan berfungsi ,oleh sebab itu arsitek pada kelompok ini berusaha membuat bangunan bebas dari pengaruh berbagai macam style baik datang dari luar maupun bentuk-bentuk peninggalan sejarah karena style dianggap menghambat berfungsinya sebuah bangunan secara efisien.
Modern Minimalis, Garis Lurus yang Indah
Salah satu pendekatan desain terhadap mebel dan interior, yang relatif bertahan hingga kini, populer dengan sebutan minimalis. Gagasan ini sebenarnya telah dirintis sejak akhir abad ke-19, antara lain terlihat pada gerakan estetik De Stijl di Belanda dan sekolah Bauhaus, Jerman, pada tahun 1920-an.Desain minimalis yang kemudian bergerak ke berbagai cabang desain ini adalah kelanjutan dari gerakan seni minimal (minimal arts). Minimalis berhubungan dengan jumlah sedikit, yang dalam estetika modern berarti cukup. Istilah minimalis dipakai untuk menggambarkan gerakan modern yang ditandai dengan penolakan terhadap ornamen dalam desain sehingga memunculkan bentuk dan struktur yang sepenuhnya elemental.Di sini perabot hanya dibuat sesuai dengan bentuk dan strukturnya, tanpa tambahan ukiran yang tak memiliki aspek guna langsung. Material diolah dengan jujur, sebaik mungkin, dan dibuat dengan teknik yang baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan pemakainya dari segi kegunaan semata. Sebuah desain yang bersih dan fungsional. Minimalis identik atau bahkan disebut sebagai roh dari desain modern.Minimalis tak hanya ditemukan pada zaman modern. Berbagai kebudayaan tradisional dunia memiliki tradisi menciptakan benda fungsional dengan bentuk dan tingkat kerumitan sederhana, tetapi kualitasnya tinggi. Bentuknya pun indah karena tercipta dari upaya memenuhi fungsi.Oleh karena manusia modern lebih mengedepankan kelurusan akal budi, terwujudlah garis-garis lurus pada desain modern. Desain mebel pun dibuat sesederhana mungkin, sejauh bisa memenuhi kebutuhan optimal manusia modern.Dalam mebel modern yang berkarakter dan berbentuk minimalis, segala ornamen hiasan menjadi benda ”haram”. Bahkan beberapa elemen tambahan, yang sebelumnya dianggap fungsional, dicari-cara agar dapat ditiadakan dengan mengganti dari bagian struktur atau bentuk.Misalnya, laci dibuka dan ditutup dengan ditarik dan didorong lewat sesuatu yang kecil, tetapi memungkinkannya dioperasikan. Pegangan pintu lemari atau laci dibuat dalam berbagai bentuk dan warna, selain karena fungsi untuk membuka-tutup daun pintu atau laci, juga menjadi satu-satunya hiasan perabot modern. Orang juga membuat lekukan pada sisi bagian depan atas/bawah laci agar pegangan dapat dihilangkan dan laci jadi ”bersih”.Ketika hiasan dihilangkan sama sekali, lalu apa elemen estetis mebel minimalis? Para perintis desain modern mengajak orang mengapresiasi sesuatu yang dihadirkan oleh karakter permukaan material secara jujur, apa adanya.Desain yang bersih hiasan memberi keleluasaan visual sekaligus spasial. Material (alam) yang dipakai sebagai bahan baku mebel memiliki kualitas estetika sendiri, tanpa perlu diberi ukiran yang malah menghilangkan ”jati diri” materialnya.Keindahan dititipkan pada bentuk sederhana, permukaan material apa adanya, didukung komposisi estetik yang diterapkan pada desain tersebut. Serat kayu yang meliuk-liuk di permukaan diolah agar muncul menjadi kekayaan visual.Oleh karena kayu berserat indah relatif mahal, sedangkan desain yang baik menghendaki material berkualitas, maka kayu dibuat dalam bentuk lembaran setebal 1 milimeter (veneer) dan ditempelkan pada permukaan kayu lapis pembentuk struktur.
Segi empat
Sementara kata modern sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti sekarang, kini. Istilah ini dipakai untuk membedakan waktu sekarang dengan periode sebelumnya. Ini juga untuk menandai sesuatu yang baru, termasuk semangatnya, dan tentu saja berkonotasi lebih baik daripada zaman sebelumnya.Istilah desain modern menunjuk pada pendekatan terhadap desain abad ke-20 dan seterusnya. Desain yang dibuat sejak abad itu mempunyai ciri yang berbeda sama sekali dengan desain sebelumnya. Desain modern ingin meninggalkan semua ciri pada desain masa lalu.Kalau desain masa lalu meriah dengan segala hiasan, dekorasi, atau ornamen, maka dalam desain modern semua hiasan itu dianggap ilegal. Dari segi bentuk, desain modern yang rasional menitipkan gagasan pada garis yang lurus-lurus saja.Konon penganut desain modern terbagi dalam dua ”sekte”. Pertama, mereka yang percaya desain dapat dibuat dalam bentuk segi empat atau kotak dengan konstruksi penggabungan dari beberapa garis lurus. Ini bahkan berlaku untuk mebel yang berhubungan atau dipakai langsung tubuh manusia, seperti kursi. Kedua, dipelopori keturunan Viking yang percaya bentuk alam itu melengkung-lengkung. Tak ada sudut di alam ini. Maka, kursi dibuat dengan garis organis seperti pada manusia, melengkung seksi.
Teknologi
Mebel modern masa kini tak hanya mengandalkan bentuk sederhana, tetapi juga lebih menekankan pada kemampuan teknologi dalam produksi, terutama meminimalkan kuantitas material dengan memaksimalkan bentuk yang dapat dicapai.Pesatnya teknologi material dalam bidang plastik dan turunannya, seperti fibreglass/resin, fibreglass-reinforce poliester, polypropylene, thermoplastic, dan harga akhir yang rasional, maka dia menjadi materi yang digemari desainer dan konsumen mebel.Kursi, misalnya, tak hanya dikembangkan desainer semata karena industri material, tetapi juga adanya pasar yang terbuka, seperti merebaknya kafe yang umumnya didesain dengan pendekatan langgam mutakhir.Maka, sifat plastik yang plastis memungkinkan aspek kenyamanan ergonomis dapat dicapai tanpa bantuan busa. Dengan penghargaan pada alam dan kelestarian lingkungan, di Skandinavia—sejak tahun 1950-an— mebel berbentuk organis dibuat dari kayu lapis tipis yang dilengkungkan dengan manis. Sementara untuk sofa dan kursi tamu, bentuk yang mendekati kotak tetap dipakai.Untuk lemari dan meja, bentuk empat persegi panjang atau kotak dipakai dalam desain mebel karena dianggap paling mudah dikenali. Dari perabotan di dapur (seperti meja dan rak piring) sampai meja teh di ruang tamu, didominasi bentuk empat persegi panjang.Keberadaan mesin dan industri amat mendukung sehingga muncul istilah kemasan modern (package modern), yakni mebel yang dapat dibongkar pasang (knockdown) dengan bahan kayu lapis atau particle board, dan permukaan plastik melamik meniru kayu.Interior modern dengan pendekatan tropis atau resor memilih material kayu yang bersih ornamen dengan penyelesaian warna gelap, seperti cokelat, salak, kopi, atau mahoni.Interior yang dilengkapi mebel modern minimalis menciptakan suasana lega, lapang. Ruang yang terbatas menjadi nyaman karena obyek visual minim. Mata juga tak diganggu dengan bentuk dan detail yang rumit. Konon, ruang bergaya minimalis dapat menjadi terapi jiwa bagi penghuninya.
Pengaruh Gaya De Stijl Terhadap Bangunan di Indonesia
Bioskop Megaria dirancang Han Groenewegen (Den Haag 1888-Jakarta 1980) pada 1945 dan banyak berorientasi pada aliran De Stijl seperti tampak pada menara menjulang yang merupakan salah satu ciri khas genre ini. Bangunan seperti Megaria dalam konsep De Stijl biasanya dirancang dalam empat tampak, yaitu depan, samping kiri dan kanan, serta tampak belakang. Bangunannya tidak seperti gaya bangunan frontal yang lebih mengutamakan tampak depan. Bioskop Megaria dibangun pada 11 Agustus 1949 dan rampung sekaligus mulai dioperasikan pada 1951. Awalnya bioskop ini bernama Metropole. Konon, Bung Karno tak suka dengan nama yang berbau Belanda itu. Pada tahun 1960-an Metropole diganti menjadi Megaria. Setelah bergabung dengan kelompok bioskop 21 pada tahun 1990-an, namanya diganti lagi menjadi Metropole 21. Sejak beberapa tahun silam kembali menggunakan nama Megaria 21 hingga hari ini. Karena hanya tinggal Megaria yang mempunyai desain seperti itu, Pemda DKI menetapkannya sebagai cagar budaya sejak 1993.